Lampu Masa Depan Gunakan Energi Bakteri
Philips menggunakan bakteri sebagai sumber pencahayaan alami.
Viva news,Senin, 5 Desember 2011, 12:30 WIB
Perusahaan elektronik asal Belanda,
Philips mengembangkan lampu dengan konsep baru. Mereka menggunakan
bakteri sebagai sumber pencahayaan alami.
Konsep yang disebut
'lampu bio' ini memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh organisme yang
bisa menghasilkan cahaya seperti yang bisa dihasilkan oleh
kunang-kunang. Proyek ini merupakan bagian dari proyek Philips yang
menginginkan 'integrasi siklus ekosistem' dalam rumah tangga, dimana
sampah didaur ulang untuk menghadapi isu keberlanjutan.
Sebenarnya,
cahaya dari organisme ini dihasilkan oleh reaksi kimia dimana enzim
yang disebut luciferase berinteraksi dengan molekul pemancar cahaya yang
disebut luciferin.
Lampu-bio ini berbentuk seperti toples yang
diletakkan di frame yang terbuat dari besi. Isi toples-toples itu adalah
bakteri yang bisa mengeluarkan cahaya hijau saat makan gas metana.
Sebuah tabung silikon disalurkan dari toples-toples ini ke limbah
pencernaan rumah tangga.
Dengan teknik ini, Philips berusaha membantu mendaur ulang energi yang dikonsumsi dalam rumah tangga.
"Perancang
memiliki kewajiban untuk mencari solusi teknologi dengan menggunakan
energi sesedikit mungkin dan taanpa polusi," kata Direktur Senior Desain
dan Inovasi Philips, Clive van Heerden sebagaimana dikutip laman
CNN."Kita
perlu mendorong diri untuk memikirkan kembali, bagaimana rumah tangga
mengonsumsi energi dan bagaimana seluruh masyarakat bisa menarik sumber
daya mereka," kata van Heerden.
Sementara itu, Jim Haseloff, ahli tanaman dari Universitas Cambridge, Inggris mengatakan lampu-bio sebagai ide yang kreatif.
"Ini menarik, sebab menyatukan dua hal yang tidak akan Anda bayangkan," kata Haseloff.
"Saya
tidak berfikir Anda ingin membayangkan bahwa semua orang akan mulai
menempatkan budaya bakteri ke dalam rumah untuk penerangan, tetapi
sebagai cara untuk mengeksplorasi ide itu cukup menarik," tambahnya.
Menurut
Haselof, Ini merupakan jembatan yang lebih luas untuk mengembangkan
teknologi berkelanjutan. Namun demikian, dia tidak memandang teknologi
ini akan bersaing dengan LED dan teknolobi lampu rendah energi di masa
depan.
Philips membayangkan aplikasi lampu bio, mungkin menggunakan tanaman yang bisa mengeluarkan bersinar untuk menerangi tepi jalan.
Selain
penerangan, konsep ini juga bisa dikembangkan untuk indikator
diagnostik tingkat polusi atau bahkan sebagai biosensor untuk monitoring
penyakit seperti diabetes.
Namun, Philips mengatakan lampu bio akan lebih cocok untuk lampu hiasan daripada untuk pencahayaan fungsional. (adi)
• VIVAnews